Allah Maha Kuasa atas hidup dan mati mahlukNya. "Andaikan tadi gak mampir beli kue untuk Jum'at berkah lewat lampu hijau."
Begitulah petikan ungkapan dari Siti Marwiyah, 50 tahun, yang dikutip dari artikel Facebook milik akun Tina Ummu Yuma yang diterbitkan pada tahun lalu, yaitu Sabtu, 22 Januari 2022. Tina Ummu Yuma mempunyai rekan kerja di Badan Wakaf Al-Quran (BWA) dan dari istri rekannya tersebutlah cerita ini terungkap.
Sepupu dari istri rekannya itu adalah Siti Marwiyah, salah satu korban selamat atas kejadian kecelakaan maut lalu lintas, yang berlangsung pada Jum'at, 21 Januari 2022, di Balikpapan, Kalimantan Timur. Saat itu ada truk kontainer yang rem blong, nyelonong, menggilas pengguna kendaraan yang sedang berhenti karena rambu lampu merah.
"Setiap Jum'at pasti mampir beli kue untuk Jum'at berkah. Jadi gak dapat lampu hijaunya dan stop paling depan," ujar Siti Marwiyah. "Saya dan mas Bowo paling depan. Stop lampu merah paling kiri," sambung perempuan berusia 50 tahun itu seperti dikutip langsung dari posting ini :
Di situ Tina Ummu Yuma meyakini sangat, bahwa Allah rupanya memiliki kehendak lain untuk Siti Marwiyah dan Bowo (suaminya yang membonceng). Tina yakin seyakin-yakinnya Allah menyelamatkan mereka dari malapetaka lebih berat, dengan luka ringan berupa gesekan pecahan kaca yang menyayat sedikit di telapak tangannya.
"Alhamdulillah kak, orang-orang yang mau nolong aja bingung kita berdua gak apa-apa. Orang-orang kanan kiri belakang pada luka-luka gak karuan kak. Ada yang patah kakinya, sobek kakinya, macam-macam. Sudah gak tau lagi karena kejadiannya cepat betul," tutur Marwiyah.
Tidak hanya itu, kue beserta bungkusnya yang dibeli Marwiyah masih utuh dan tidak rusak sama sekali. Seakan Allah tahu bahwa di kue itu ada rizki yang harus diberikan ke orang yang membutuhkan melalui tangan Marwiyah. Saya sampai merinding nulis ini, "Itu angkot nomer 3 bawa karyawan Pertamina. Angkotnya terbalik ke samping, jadi ban mobilnya menimpa kaki. Yang lain rebah semua. Kuasa Allah, masih utuh kuenya," tutur Marwiyah.
Peristiwa itu juga mengingatkan salah satu cerita alumni IPB Kr34tif yang pernah menjadi wartawan desk kriminal dan lalu lintas di koran Radar Surabaya pada 2004 lalu. Dia memiliki nama pena Angrybow. Saat itu Angrybow sedang ditugaskan meliput di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur. Saat itu juga terjadi kecelakaan maut, yang melibatkan truk dan sepeda motor.
Kejadiannya diawali saat seorang anak muda pengendara sepeda motor, ugal-ugalan menyerempet seorang ibu-ibu setengah baya. Setelah terserempet dari bahu jalan, motor si ibu paruh baya itu oleng ke kanan. Rupanya dari arah belakang ada truk Fuso yang sedang melaju. Posisi truk pun jadi berada persis di samping si ibu itu. Motor ibu setengah baya yang oleng itu pun terjatuh ke arah ban truk yang sedang menggelinding. Sedangkan pemuda ugal-ugalan itu, setelah menyerempet motor ibu tua itu, terpeleset dan juga ikut terseret ke arah kanan. Si pemuda nahas itu bersama motornya masuk ke dalam kolong truk. Kejadian semakin mengerikan ketika pemuda itu tewas mengerikan tergilas truk.
Tapi si ibu paruh baya itu, meski juga jatuh, malah terpental lantaran menghujam ban truk. Ya, si ibu yang tersenggol dan oleng kemudian badannya terdorong ke arah ban truk, tapi tidak jatuh di depan ban yang menggelinding. Namun dia terdorong persis ke ban truk sehingga malah tubuhnya terpantul oleh ban truk itu, menjauhi perangkap maut.
Sebaliknya si pemuda itu tubuhnya terdorong persis ke depan ban truk dan "krak" terdengar suara seperti tulang yang remuk tertindas oleh objek berat. Tak usah diceritakan bagian tubuh mana yang hancur dan remuk, yang pasti dia tewas di tempat.
Setelah truk berhenti dan masyarakat menolong evakuasi para korban, tampak si ibu tersungkur di aspal bahu jalan, dituntun oleh warga ke pinggir jalan dengan kondisi syok berat. Dia terus berucap dzikir dan berupaya menenangkan diri. Tak lama di pinggir jalan ibu paruh baya tersebut pingsan dengan mulut masih tampak berdzikir. Saat ambulan datang, ternyata ibu tadi sudah wafat, mungkin karena serangan jantung akibat dirinya sangat shock.
Dari kejadian di atas, tampak bahwa doa dan sedekah adalah tolak bala yang paling nyata.
Mungkin Siti Marwiyah memang belum waktunya menghadap Sang Maha Pencipta, tapi dengan usaha membeli sedekah Jum'at itu, ternyata Allah membuatnya terhindar dari kengerian kecelakaan lalu lintas. Begitu pula ibu paruh baya di Sidoarjo, yang sudah waktunya dipanggil Yang Maha Kuasa. Bisa jadi hari itu Allah memanggilnya melalui kecelakaan truk bersama pemuda ugal-ugalan. Namun mungkin, si ibu itu telah berdoa sebelum berkendara agar terhindar dari takdir yang buruk, sehingga dia diwafatkan melalui cara yang lebih baik.